Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi
dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu
mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari
luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan
integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Ketahanan nasional diperlukan dalam
rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari segala gangguan baik yang
datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu bangsa Indonesia harus
tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan
berkelanjutan.
Aspek Ketahanan Nasional di bidang
Ekonomi
Bagi ketahanan nasional, aspek ekonomi
juga merupakan hal yang sangat penting karena dengan ekonomi yang stabil akan
perpengaruh positif terhadap ketahanan nasional suatu Negara. Perekonomian
merupakan salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan bagi masyarakat, meliputi produksi, distribusi, serta konsumsi barang
dan jasa. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu
maupun kelompok serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Oleh karena itulah aspek ekonomi sangat berpengaruh karena
terlibat langsung dengan masyarakat. Sebagai contoh adalah ketahanan nasional
dalam bidang pangan. Dengan ekonomi yang baik tentu saja suatu Negara tidak
akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan warga negaranya. Kelaparan tidak
akan terjadi dan kemiskinan perlahan dapat berkurang. Selain itu suatu Negara
akan sangat mudah menerapkan suatu teknologi baru terhadap sistem pertanian
mereka jika Negara tersebut sehat perekonomiannya.
Dalam
pencapaian tingkat ketahanan Ekonomi yang diinginkan pun banyak memerlukan
pembinaan, diantaranya seperti :
• Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme dan monopolistis.
• Pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
• Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
• Pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.
• Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa.
• Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme dan monopolistis.
• Pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
• Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
• Pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.
• Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa.
Dampak dari
pengaruh ketahanan nasional dalam bidang Ekonomi itu pun banyak mengundang
pertanyaan dari berbagai kalangan masyrakat. Misalnya Naiknya harga BBM, dimana
Pemerintah merencanakan akan menaikkan harga BBM pada tanggal 1 April 2012,
yang banyak membuat masyarakat semakin merasa resah atas keputusan tersebut,
unjuk rasa dan protes pun banyak dilakukan.
Kebanyakan unjuk rasa tersebut dilakukan dari kalangan menengah bawah dan masyarakat tidak mampu seperti buruh,petani,nelayan pedagang hingga mahasiwa. Mereka menuturkan bahwa pihak yang paling menderita dengan kenaikan harga BBM ini adalah rakyat kecil karena kemampuan memenuhi kebutuhan hidup akan semakin sulit.
Kebanyakan unjuk rasa tersebut dilakukan dari kalangan menengah bawah dan masyarakat tidak mampu seperti buruh,petani,nelayan pedagang hingga mahasiwa. Mereka menuturkan bahwa pihak yang paling menderita dengan kenaikan harga BBM ini adalah rakyat kecil karena kemampuan memenuhi kebutuhan hidup akan semakin sulit.
Aspek Ketahanan Nasional di bidang
Pendidikan
Aspek lain yang juga terpengaruh jika
suatu Negara mempunyai perekonomian yang baik adalah aspek pendidikan. Honor
guru akan pantas sehingga kinerjanya meningkat yang berakibat pendidikan di
Indonesia juga meningkat. Taraf kecerdasan masyarakat Indonesia akan meningkat
yang berarti bahwa SDMnya pun akan baik. Jika suatu Negara mempunyai SDM yang
baik tentu ketahanan nasionalnya akan kuat. Lapangan pekerjaan akan bertambah
sehingga pengangguranpun berkurang.
Aspek
Ketahanan Nasional di bidang Pertahanan
Pertahanan juga merupakan aspek yang
tidak kalah penting bagi ketahanan nasional. Bagi negera-negara di dunia, aspek
ini merupakan yang banyak menyedot anggaran Negara karena begitu pentingnya.
Pembelian alutsista misalnya, merupakan cara bagi suatu Negara memperkuat
pertahanan mereka. Tidak bisa dipungkiri bagi Indonesia yang merupakan Negara
kepulauan sangat rentan terhadap serangan-serangan yang mengancam kesatuan
NKRI. Oleh karena itulah kekuatan pertahanan nasional sangat diperlukan.
TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU merupakan ujung tombak kita dalam menghalau kejadian
yang tidak diinginkan. Sehingga perlu perekonomian yang kuat dan stabil untuk
bisa merealisasikannya.
Aspek Ketahanan Nasional di bidang Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan
sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan,
ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak
langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ketahanan pada Aspek Politik Dalam Negeri
Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berda¬sarkan kekuasaan yang bersifat absolut, dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat.
Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Namun perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak menjurus pada konflik fisik. Di samping itu, timbulnya diktator mayoritas dan tirankaminoritas harus dicegah.
Kepemimpinan Nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat dan tetap berada dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat dan anata kelompok / golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasioanal dan kepentingan nasional.
Ketahanan pada Aspek Politik Dalam Negeri
Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berda¬sarkan kekuasaan yang bersifat absolut, dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat.
Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Namun perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak menjurus pada konflik fisik. Di samping itu, timbulnya diktator mayoritas dan tirankaminoritas harus dicegah.
Kepemimpinan Nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat dan tetap berada dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat dan anata kelompok / golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasioanal dan kepentingan nasional.
Aspek Ketahanan Nasional di bidang
Pangan
Berdasarkan definisi ketahanan pangan dari
FAO (1996) dan UU RI No. 7 tahun 1996 yang mengadopsi definisi dari FAO, ada 4
aspek yang harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan yaitu :
1. Aspek ketersediaan pangan (Food
Availability) : yaitu ketersediaan pangan dalam
jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik
yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan
pangan. Ketersediaan pangan ini diharapkan mampu mencukupi pangan yang didefinisikan
sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
2. Aspek Akses Pangan (Food Acces) :
yaitu kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumberdaya yang dimiliki
untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh
dari produksi pangannya sendiri, pembelian atupun melalui bantuan pangan. Akses
rumah tangga dari individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan social. Akses
ekonomi tergantung pada, pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik
menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan
akses social menyangkut tentang referensi pangan.
3. Aspek Penyerapan Pangan (Food
Utilazation) : yaitu penggunaan pangan untuk
kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan
kesehatan lingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada
pengetahuan rumah tangga/individu sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas
kesehatan, serta penyuluahan gizi dan pemeliharaan balita. Penyerapan pangan /
konsumsi terkait dengan kualitas dan keamanan jenis pangan yang dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan gizi. Ukuran kualitas pangan seperti ini sulit
dilakukan karena melibatkan berbagai jenis makanan dengan kandungan gizi yang
berbeda-beda, sehingga ukuran keamanan hanya dilihat dari ada atau tidaknya
bahan makanan yang mengandung protein hewani dan/atau nabati yang dikonsumsi
dalam rumah tangga.
4. Aspek Stabilitas :
merupakan dimensi waktu dari ketahanan pangan yang terbagi dalam kerawanan
pangan kronis dan kerawanan pangan sementara. Kerawanan pangan kronis adalah
ketidakmampuan untuk memperoleh kebutuhan pangan setiap saat, sedangkan
kerawanan pangan sementara adalah kerawanan pangan yang terjadi sementara yang
diakibatkan Karena masalah kekeringan, banjir, bencana, maupun konflik social.
Jika dilihat di tingkat rumah tangga diukur berdasarkan kecukupan
ketersediaan pangan dan frekwensi makan anggota rumah tangga. Satu rumah tangga
dikatakan memiliki stabilitas ketersediaan pangan jika mempunyai ketersediaan
pangan di atas cutting point (240 hari untuk provinsi lampung dan 360 hari
untuk Provinsi NTT) dan anggota rumah tangga dan makan 3 (tiga) kali sehari
sesuai dengan kebiasaan makan penduduk di daerah tersebut. Dengan asusmsi di
daerah tertentu masyarakat mempunyai kebiasaan makan 3 (tiga) kali sehari.
Frekwensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan
pangan dalam rumah tangga. Dalam satu rumah tangga, salah satu cara untuk
mempertahankan ketersediaan pangan daam jangka waktu tertentu adalah mengurangi
frekwensi makan atau mengkominasikan bahan makanan pokok misal (beras dengan
umbi kayu).
Apabila salah satu aspek tersebut tidak
terpenuhi maka suatu Negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan
yang cukup baik. Walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan
regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi pangannya tidak merata,
maka ketahan pangan masih dikatakan rapuh.
Aspek Ketahanan Nasional di bidang Sosial
Budaya
Budaya identik dengan ciri khas suatu
negara. Negara Indonesia memiliki banyak ragam corak budaya. Wujud ketahanan
sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, bersatu,
cinta tanah air, berkualitas, maju. Dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras,
serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak
sesuai denga kebudayaan nasional.
Pengaruh sosial budaya pada ketahanan
nasional meliputi bidang :
- Sosial
: Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai
kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur
pemersatu
- Budaya
: Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan
karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung
penggerak kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar